KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur senantisa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan rahmat, hidayah, kasih sayang, dan barokahnya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ URGENSI STUDI ISLAM “ . salawat serta
salam tidak lupa penulis hanturkan kepada sanjungan kita, Rasulullah Muhammad
SAW sebagai pembawa refolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat, dan
umatnya sampai hari kiamat, amin. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah METODOLOGI STUDI ISLAM di STAIN
LHOKSEUMAWE. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada bapak
“ Drs.Hafifuddin, M.Ag” selaku dosen pengajar mata kuliah METODOLOGI STUDI
ISLAM yang telah membimbing penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisa ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan.semoga tulisan in bermanfaat, amin.
Lhokseumawe,21
Oktober 2011
Penulis
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Fenomena pemahaman keislaman umat
islam masih ditandai keadaan yang amat variatif. [1]Timbulnya
kevariatifan dapat dilacak penyebabnya, mengapa umat tersebut keliru memahami
islam. Ajaran islam yang muatan ajarannya banyak berkaitan dengan masalah-
masalah sosial ternyata belum dapat diangkat ke permukaan disebabkan metode dan
pendekatan yang kurang komprehensif.
Islam mempunyai banyak dimensi
yaitu mulai dari keimanan, akal, ekonomi, politik, iptek, lingkungan,
perdamaian, sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami berbagai ajaran islam
tersebut memerlukan berbagai pendekatan yang dikaji dari berbagai ilmu.
Misalnya dijumpai ayat- ayat tentang proses pertumbuhan dan berbagai anatomi
tubuh manusia. Untuk menjelaskan masalah tersebut memerlukan dukungan ilmu anatomi
tubuh manusia.Untuk membahas ayat- ayat tentang tanaman jelas memerlukan
bantuan ilmu pertanian.[2]
Seperti itulah hubungan islam dengan pendekatan berbagai ilmu pengetahuan.
Metode digunakan untuk menghasilkan
pemahaman islam yang komprehensif dan utuh, guna memendu perjalanan umat islam
dalam menghadapi dan menjawab permasalahan ajaran keislaman yang variatif
tersebut.
Menurut bambang sugiarto, tantangan
yang dihadapi agama islamsaat ini sekurang- kurangnya ada 3. Pertama, dalam
menghadapi persoalan kontemporer ditandai disorientasi nilai dan degradasi
moralitas agama ditantang untuk tampil sebagai suara moral yang autentik.Kedua,
agama harus menghadapi kecenderungan pluralisme, mengolah dalam rangka teologi
baru.ketiga, agama tampil sebagai pelopor perlawanan terhadap segala
bentuk penindasan. Studi islam dengan
metode yang tepat diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu
melakukan perbaikan secara intern dan ekstern. Secara intern, komunitas itu
diharapkan dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik intra-
agama islam.
B. PERUMUSAN
MASALAH
1. Apa
urgensi studi islam ?
2. Bagaimana
keadaan umat islam saat ini ?
3. Bagaimana
keadaan umat manusia dan peradabannya ?
C. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam membahas
masalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Urgensi
studi islam
2. Bagaimana
keadaan umat islam saat ini
3. Bagaimana
keadaan umat manusia dan peradabannya
BAB
II
PEMBAHASAN
A. URGENSI
STUDI ISLAM
Pada
saat ini umat islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya
modern, studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi islam dituntut untuk
membuka diri terhadap masuknya dan digunakannya pendekatan- pendekatan yang
bersifat objektif dan rasional. Dan secara bertahap meninggalkan pendekatan
yang bersifat subjektif doktriner.[3]proses
pengajaran islam hingga saat ini belum tersusun secara sistematis dan belum
disampaikan menurut prinsip, pendekatan, dan metode yang direncanakan dengan
baik. Namun untuk kepentingan akademis, membuat islam lebih responsive dan
fungsional dalam memandu perjalanan umat islam, diperlukan metode yang dapat
menghasilkan pemahaman islam yang utuh dan komprehensif.
Pada
abad pertengahan, eropa dalam keadaan stagnasi dan masa bodoh dalam waktu
seribu tahun.Tetapi stagnasi dan masa bodoh tersebut kemudian menjadi
kebangkitan refolusioner yang multifaset dalam bidang sains, seni, dan
kehidupan sosial.Revolusi yang mendadak dalam pemikiran manusia ini
menghasilkan peradaban kebudayaan. Sekarang apa yang terjadi pada dirinya yang
menyebabkan perubahan mendadak sehingga dalam waktu 300 tahun eropa menemukan
kebenaran yang mereka peroleh dalam waktu seribu tahun yang lalu?
Seorang
sarjana iran, ali syariati mengatakan bahwa factor utama yang menyebabkan
kemandekan dan stagnasi dalam pemikiran peradaban kebudayaan di eropa tersebut
adalah metode pemikiran analogi aristoteles. Pada saat melihat metode yang
tepat masalah berubah, maka sains, masyarakat, dan juga dunia berubah.Inilah
pentingnya metode sebagai fektor fundamental dalam renaisans.
Begitu
pentingnya peranan metode pemahan ajaran islam dalam kemajuan dan kemunduran
pertumbuhan ilmu. Mukti ali mengatakan bahwa yang menentukan dan membawa
stagnasi adalah metode yang digunakan. Sebagai contoh abab ke 14- 16 M
aristoteles lebih jenius bila dibanding francis bacon. Namun mengapa justru
bacon menjadi orang yang menyebabkan kemajuan dalam sains sekalipun dia lebih
rendah tingkat kejeniusannya disbanding aristoteles? Hal ini dijawab oleh mukti
ali karena orang yang biasa- biasa saja seperti bacon dapat menemuka metode berpikir
yang benar dan utuh.
Hal
demikian, bukan bermaksud untuk merendahkan orang- orang jenius.Kejeniusan saja
tidak cukup, namun harus dilengkapi dengan ketepatan memilih metode yang
digunakan untuk kerjanya dalam bidang pengetahuan.Pada dasarnya metode
digunakan untuk mencapai tujuan dalam mencari kebenaran ilmu dan menggali
kebenaran pengetahuan.Kewajiban pertama bagi peneliti adalah memilih metode
yang paling tepat untuk riset dan penelitiannya.Riset dan penelitian tidak
dapat dipisahkan dengan metode agar tercapai suatu kelogisan secara ilmiah.
Kemampuan
dalam menguasai materi keilmuan perlu diimbangi dengan kemampuan di bidang
metode sehingga pengetahuan yang dimilki dapat dikembangkan secara maksimal.[4]
B. UMAT
ISLAM SAAT INI BERADA DALAM KONDISI PROBLEMATIS
Saat
ini umat islam masih berada dalam posisi pinggiran ( marginal ) dan lemah dalam
segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi ini, umat islam harus bisa
melakukan gerakan pemikiran yang cemerlang dan operasional untuk mengantisipasi
perkembangan dan kemajuan tersebut. Umat islam jangan sampai terjebak dalam
romantisme, dalam arti menyibukkan diri untuk membesar- besarkan masa lalu
sebagaimana terwujud dalam sejarah islam, sementara umat islam saat ini masih
silau dalam menghadapi masa depannya. Pemikiran itu tidaklah salah, tetapi
suatu kemunduran karena penyimpangannya akal dari fungsi sebenarnya. Dan akan
lebih baik kalau dibarengi dengan berbagai usaha yang serius dan penuh
keyakinan untuk dapat mewujudkannya dalam realitas kehidupan yang serba maju
dan canggih ini.
Dalam
posisi problematis itu, jika mereka hanya berpegang pada ajaran- ajaran islam
hasil penafsiran ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun-
temurun dan dianggapnya sebagai ajaran yang sudah mapan, sempurna, dan sudah
paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan pemikiran ulang, maka berarti
mereka mengalami kemandekan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi
masa depan yang suram. Di sisi lain, jika mereka melakukan usaha pembaharuan
dalam pemikiran kembali secara kritis dan rasional terhadap ajaran-ajaran islam
guna menyesuaikan terhadap tuntutan perkembangan zaman dan kehidupan modern,
maka akan dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap
ajaran islam yang dianggapnya sudah mapan dan sempurna tersebut.
Melalui
pendekatan yang bersifat rasional – objektif, studi islam diharapkan mampu
memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang
problematis tersebut. Studi islam
diharapkan dapat mengarah kepada dan bertujan untuk mengadakan usaha- usaha
pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran- ajaran agam islam- yang merupakan
warisan doktriner turun-temueun dan dianggapnya sudah mapan dan sudah mandek
dan sudah ketinggalan zaman- tersebut, agar mampu beradaptasi dan menjawab
tantangan serta tuntutan zaman dan dunia modern, dengan tetap berpegang pada
sumber ajaran agama islam yang asli, yaitu alquran dan as- sunnah. Studi islam
tersebut juga diharap kan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat
islam, agar tetap menjadi seorang muslim sejati, yanghidup dalam dan mampu
menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era globalisasi sekarang
ini.[5]
C. UMAT
MANUSIA DAN PERADABANNYA BERADA DALAM SUASANA PROBLEMATIS
Pesatnya
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah membuka
era baru dalam perkembangan budaya dan perdan umat manusia, yang dikenal dengan
era globalisasi.Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak hubungan
komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia.Dunia tampak sebagai suatu
kesatuan sistem yang saling memiliki ketergantungan antara yang satu dengan
yang lainnya.Tidak ada satu bangsa dan Negara pun yang bisa berdiri sendiri
secara terpisah dari bangsa dan Negara lainnya. Bangsa dan Negara yang sudah
maju memerlukan bangsa dan Negara yang sedang berkembang, demikian pula
sebaliknya eksistensi bangsa dan Negara yang sedang berkembang bergantung pada
bangsa dan Negara yang sudah maju, sekalipun ketergantungannya itu memilki
motivasi dan kualitas yang berbeda.
Pada
suasana semacam ini tentunya umat manusia membutuhkan adanya aturan- aturan,
nilai- nilai, dan norma- norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal
dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Hal ini diperlukan demi terciptanya
kehidupan yang aman dan damai diantara mereka guna mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan hidup dalam kehidupan umat manusia di dunia.
Masalahnya
adalah : “ dari mana sumber aturan, nilai dan norma serta pedoman hidup yang
universal tersebut diperoleh?” umat manusia dalam sejarah perdaban dan
kebudayaanya memang telah berhasil menemukan aturan nilai dan norma sebagai
pedoman dan pegangan hidup, yang berupa agam, filsafat, serta ilmu pengetahuan
dan teknologi.namun demikian ternyata agama telah ditinggalkan oleh
perkembangan filsafat,ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat dan ilmu
pengetahuan yang selam ini diandalkan ternyata juga tidak mampu memberikan
pedoman dan pegangan hidup, apalagi aturan- aturan yang universal.Dengan
demikian agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan dipandang tidak mampu memberikan
bimbingan, apalagi mengontrol terhadap perkembangan budaya dan peradaban
manusia pada masa modern dan era globalisasi saat ini.
Jika
ilmu pengetahuan dan teknologi modern dibiarkan berkembang terus secara bebas
tanpa control dan pengarahan , maka akan menyebabkan kehancuran dan malapetaka
yang mengancam kelangsungan hidupnya dan peradaban manusia itu sendiri. Harold,
H. Titus dan beberapa filosof dewasa ini dalam menjelaskan situasi problematis
tersebut menyatakan bahwa “filsafat sekarang telah mencapai kekuatan besar
tetapi tanpa kebijaksanaan,” kita hidup dalam suatu periode yang mirip dengan
tahap- tahap terakhir dari kebudayaan greeko- romawi, reinassance, reformasi,
dan revolusi industry diman terjadi perubahan besar dalam cara manusia
berfikir, dalam nilai dan praktik, atau terjadi perubahan- perubahan yang
menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat. Manusia telah menciptakan kekuatan
yang besar dalam bidang sains dari teknologi, tetapi kekuatan- kekuatan sering
digunakan untuk maksud- maksud merusak ( destruktif). Manusia telah memperluas
jangkauan dan kuantitas pengetahuan, tetapi belum bisa mendekapi cita- cita
perorangan, realisasi diri, dan aktualisasi diri.
Islam
sebagai agama yang rahmah li al-‘alamin, tentunya mempunyai konsep- konsep atau
ajaran- ajaran yang bersifat alami dan universal, yang dapat menyelamatkan
manusia dan alam semesta darikehancurannya.karena itu islam harus bisa
menawarkan nilai- nilai, norma- norma, dan aturan aturan hidup yang bersifat
manusiawi dan universal itu kepada dunia modern, dan diharapkan dapat
memberikan alternatif –alternatif pemecahan terhadap keadaan problematis.
Kondisi ini juga berada dalam situasi
yang serba problematis. Kondisi kehidupan sosial dan peradaban umat islam
sendiri saat ini juga berada dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya.
Disinilah
letak urgensi studi islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran islam yang asli
dan murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal. Dari situ kemudian di
transformasikan kepada generasi penerusnya.[6]
D. MANFAAT STUDI ISLAM
Setiap orang tentu mempunyai corak
pandang yang berbeda mengenai suatu hal,begitu pun mengenai agama.Ada orang
yang membagun pengertian tentang agama hanya dari apa yang nampak mata atau
nampak secara empirik (das sein).Sebagai contoh sebagian pemikir non muslimn
yang menilai islam denmgan mengambil sempel sekelompok orang yang awam tentang
islam.Sehingga mereka menarik kesimpulan bahwa islam adalah agama yang
kolot,tidak modern,tidak gaul,dan sebagainya.Pada hal mereka tidak mengetahui
apa dan bagaimana islam secara substansi (das sollen). Mereka lupa bahwa
beberapa abad yang lalu islam pernah menjadi pusat dinasti ilmu pengetahuan
sebelum bangsa-bangsa lain bangkit dari keterpurukan atau mengalami kebangkitan
(renaissance). jika kemudian muncul pertanyaan,mengapa saat ini islam mengalami
kemunduran yang drastis tertinggal jauh dari bangsa-bangsa barat, tidak lain
tidak bukan adalah karena umat islam bersikap acuh tak acuh terhadap islam,
terhadap Al Qur’an dan hadits, dan lebih cenderung condong kepada gemerlapnya
diunia westernisas.
Ada sebuah kalimat bijak yang menyatakan ;
Orang islam maju karena pengikut agamanya, sedangkangkan orang-orang non islam maju karena meninggalkan agamanya.
Agama selain sebagai faktor penunjang kemajuan ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai titik puncak tujuan manusia untuk menjawab segala problematika kejiwaannya (kebutuhan rohaniah akan adanya kekuatan X yang menguasainya).
Agar sesuai dengan uraian diatas, agama setidaknya mengandung lima aspek, yaitu :
Ada sebuah kalimat bijak yang menyatakan ;
Orang islam maju karena pengikut agamanya, sedangkangkan orang-orang non islam maju karena meninggalkan agamanya.
Agama selain sebagai faktor penunjang kemajuan ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai titik puncak tujuan manusia untuk menjawab segala problematika kejiwaannya (kebutuhan rohaniah akan adanya kekuatan X yang menguasainya).
Agar sesuai dengan uraian diatas, agama setidaknya mengandung lima aspek, yaitu :
- Asal-usul agama yang berasal dari Tuhan atau dari pemikiran manusia,
- Aspek tujuan agama memberikan tuntunan hidup yang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat,
- Aspek keyakinan terhadap kekuatan gaib, keyakinan terhadap kesejahteraannya yang sangat dipengaruhi oleh hubungan baik dengan kekuatan yang gaib,
- Aspek kemasyarakatannya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kenyataan agama sebagai fitrah
manusia telah digambarkan oleh ajaran islam dalam kitab suci. Fitrah agama
inilah yang mendorong dan menyeruhkan manusia kepada agama sesuai dengan ayat
Al Qur’an surat Ar Rum ayat 30, yaitu:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang baik, manusia memerlukan pendekatan yang komperehensif berkaitan dengan pemahamannya tentang agama. Dalam berbagai fakta dan fenomena umat islam di Indonesia faktor ploralitas, latar belakang sosial/budaya, ekonomi dan pendidikan adalah tantangan yang berat untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pola keberagaman secara utuh.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang baik, manusia memerlukan pendekatan yang komperehensif berkaitan dengan pemahamannya tentang agama. Dalam berbagai fakta dan fenomena umat islam di Indonesia faktor ploralitas, latar belakang sosial/budaya, ekonomi dan pendidikan adalah tantangan yang berat untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pola keberagaman secara utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Muhaimin,
MA.,kawasan dan wawasan studi islam,
Jakarta: kencana, 2007.
M. yatimin Abdullah, studi islam kontemporer, Jakarta:
pustaka sinar, 2009.
Abuddin Nata, Metodelogi studi islam, Jakarta: Raja
grafindo persada, 2000.
Abdullah Amin. 2002. Studi agama: normativitas atau histo
[1]
Abuddin Nata, Metodelogi studi islam,
cet.1,( Jakarta: raja grafindo persada, 2000), hlm. 95.
[2]Ibid, hlm. 5.
[3]Prof.
Dr. Muhaimin, MA.,kawasan dan wawasan
studi islam, cet.2,( Jakarta:kencana,2007), hlm. 3.
[4]
M.yatimin Abdullah, studi islam
kontemporer, (Jakarta: pustaka sinar harapan, 2009), hlm. 149.
[5]
Prof. Dr.Muhaimin, MA., op. cit., hlm. 4.
[6]Ibid., hlm. 5.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar