Senin, 10 Maret 2014

Makalah Metodologi Studi Islam : Urgensi Studi Islam



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur senantisa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah, kasih sayang, dan barokahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ URGENSI STUDI ISLAM “ . salawat serta salam tidak lupa penulis hanturkan kepada sanjungan kita, Rasulullah Muhammad SAW sebagai pembawa refolusioner sejati, beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya sampai hari kiamat, amin. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah METODOLOGI STUDI ISLAM di STAIN LHOKSEUMAWE. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada bapak “ Drs.Hafifuddin, M.Ag” selaku dosen pengajar mata kuliah METODOLOGI STUDI ISLAM yang telah membimbing penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisa ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.semoga tulisan in bermanfaat, amin.

Lhokseumawe,21 Oktober 2011
                                                                                    Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Fenomena pemahaman keislaman umat islam masih ditandai keadaan yang amat variatif. [1]Timbulnya kevariatifan dapat dilacak penyebabnya, mengapa umat tersebut keliru memahami islam. Ajaran islam yang muatan ajarannya banyak berkaitan dengan masalah- masalah sosial ternyata belum dapat diangkat ke permukaan disebabkan metode dan pendekatan yang kurang komprehensif.
Islam mempunyai banyak dimensi yaitu mulai dari keimanan, akal, ekonomi, politik, iptek, lingkungan, perdamaian, sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami berbagai ajaran islam tersebut memerlukan berbagai pendekatan yang dikaji dari berbagai ilmu. Misalnya dijumpai ayat- ayat tentang proses pertumbuhan dan berbagai anatomi tubuh manusia. Untuk menjelaskan masalah tersebut memerlukan dukungan ilmu anatomi tubuh manusia.Untuk membahas ayat- ayat tentang tanaman jelas memerlukan bantuan ilmu pertanian.[2] Seperti itulah hubungan islam dengan pendekatan berbagai ilmu pengetahuan.
Metode digunakan untuk menghasilkan pemahaman islam yang komprehensif dan utuh, guna memendu perjalanan umat islam dalam menghadapi dan menjawab permasalahan ajaran keislaman yang variatif tersebut.
Menurut bambang sugiarto, tantangan yang dihadapi agama islamsaat ini sekurang- kurangnya ada 3. Pertama, dalam menghadapi persoalan kontemporer ditandai disorientasi nilai dan degradasi moralitas agama ditantang untuk tampil sebagai suara moral yang autentik.Kedua, agama harus menghadapi kecenderungan pluralisme, mengolah dalam rangka teologi baru.ketiga, agama tampil sebagai pelopor perlawanan terhadap segala bentuk  penindasan. Studi islam dengan metode yang tepat diharapkan dapat melahirkan suatu komunitas yang mampu melakukan perbaikan secara intern dan ekstern. Secara intern, komunitas itu diharapkan dapat mempertemukan dan mencari jalan keluar dari konflik intra- agama islam.
B.     PERUMUSAN MASALAH
1.      Apa urgensi studi islam ?
2.      Bagaimana keadaan umat islam saat ini ?
3.      Bagaimana keadaan umat manusia dan peradabannya ?
C.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam membahas masalah ini adalah untuk mengetahui :
1.      Urgensi studi islam
2.      Bagaimana keadaan umat islam saat ini
3.      Bagaimana keadaan umat manusia dan peradabannya


BAB II
PEMBAHASAN
A.    URGENSI STUDI ISLAM
Pada saat ini umat islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakannya pendekatan- pendekatan yang bersifat objektif dan rasional. Dan secara bertahap meninggalkan pendekatan yang bersifat subjektif doktriner.[3]proses pengajaran islam hingga saat ini belum tersusun secara sistematis dan belum disampaikan menurut prinsip, pendekatan, dan metode yang direncanakan dengan baik. Namun untuk kepentingan akademis, membuat islam lebih responsive dan fungsional dalam memandu perjalanan umat islam, diperlukan metode yang dapat menghasilkan pemahaman islam yang utuh dan komprehensif.
Pada abad pertengahan, eropa dalam keadaan stagnasi dan masa bodoh dalam waktu seribu tahun.Tetapi stagnasi dan masa bodoh tersebut kemudian menjadi kebangkitan refolusioner yang multifaset dalam bidang sains, seni, dan kehidupan sosial.Revolusi yang mendadak dalam pemikiran manusia ini menghasilkan peradaban kebudayaan. Sekarang apa yang terjadi pada dirinya yang menyebabkan perubahan mendadak sehingga dalam waktu 300 tahun eropa menemukan kebenaran yang mereka peroleh dalam waktu seribu tahun yang lalu?
Seorang sarjana iran, ali syariati mengatakan bahwa factor utama yang menyebabkan kemandekan dan stagnasi dalam pemikiran peradaban kebudayaan di eropa tersebut adalah metode pemikiran analogi aristoteles. Pada saat melihat metode yang tepat masalah berubah, maka sains, masyarakat, dan juga dunia berubah.Inilah pentingnya metode sebagai fektor fundamental dalam renaisans.
Begitu pentingnya peranan metode pemahan ajaran islam dalam kemajuan dan kemunduran pertumbuhan ilmu. Mukti ali mengatakan bahwa yang menentukan dan membawa stagnasi adalah metode yang digunakan. Sebagai contoh abab ke 14- 16 M aristoteles lebih jenius bila dibanding francis bacon. Namun mengapa justru bacon menjadi orang yang menyebabkan kemajuan dalam sains sekalipun dia lebih rendah tingkat kejeniusannya disbanding aristoteles? Hal ini dijawab oleh mukti ali karena orang yang biasa- biasa saja seperti bacon dapat menemuka metode berpikir yang benar dan utuh.
Hal demikian, bukan bermaksud untuk merendahkan orang- orang jenius.Kejeniusan saja tidak cukup, namun harus dilengkapi dengan ketepatan memilih metode yang digunakan untuk kerjanya dalam bidang pengetahuan.Pada dasarnya metode digunakan untuk mencapai tujuan dalam mencari kebenaran ilmu dan menggali kebenaran pengetahuan.Kewajiban pertama bagi peneliti adalah memilih metode yang paling tepat untuk riset dan penelitiannya.Riset dan penelitian tidak dapat dipisahkan dengan metode agar tercapai suatu kelogisan secara ilmiah.
Kemampuan dalam menguasai materi keilmuan perlu diimbangi dengan kemampuan di bidang metode sehingga pengetahuan yang dimilki dapat dikembangkan secara maksimal.[4]
B.     UMAT ISLAM SAAT INI BERADA DALAM KONDISI PROBLEMATIS
Saat ini umat islam masih berada dalam posisi pinggiran ( marginal ) dan lemah dalam segala bidang kehidupan sosial budaya. Dalam kondisi ini, umat islam harus bisa melakukan gerakan pemikiran yang cemerlang dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan tersebut. Umat islam jangan sampai terjebak dalam romantisme, dalam arti menyibukkan diri untuk membesar- besarkan masa lalu sebagaimana terwujud dalam sejarah islam, sementara umat islam saat ini masih silau dalam menghadapi masa depannya. Pemikiran itu tidaklah salah, tetapi suatu kemunduran karena penyimpangannya akal dari fungsi sebenarnya. Dan akan lebih baik kalau dibarengi dengan berbagai usaha yang serius dan penuh keyakinan untuk dapat mewujudkannya dalam realitas kehidupan yang serba maju dan canggih ini.
Dalam posisi problematis itu, jika mereka hanya berpegang pada ajaran- ajaran islam hasil penafsiran ulama terdahulu yang merupakan warisan doktriner turun- temurun dan dianggapnya sebagai ajaran yang sudah mapan, sempurna, dan sudah paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan pemikiran ulang, maka berarti mereka mengalami kemandekan intelektual yang pada gilirannya akan menghadapi masa depan yang suram. Di sisi lain, jika mereka melakukan usaha pembaharuan dalam pemikiran kembali secara kritis dan rasional terhadap ajaran-ajaran islam guna menyesuaikan terhadap tuntutan perkembangan zaman dan kehidupan modern, maka akan dituduh sebagai umat yang meninggalkan atau tidak setia lagi terhadap ajaran islam yang dianggapnya sudah mapan dan sempurna tersebut.
Melalui pendekatan yang bersifat rasional – objektif, studi islam diharapkan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematis tersebut.  Studi islam diharapkan dapat mengarah kepada dan bertujan untuk mengadakan usaha- usaha pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran- ajaran agam islam- yang merupakan warisan doktriner turun-temueun dan dianggapnya sudah mapan dan sudah mandek dan sudah ketinggalan zaman- tersebut, agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan dunia modern, dengan tetap berpegang pada sumber ajaran agama islam yang asli, yaitu alquran dan as- sunnah. Studi islam tersebut juga diharap kan mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam, agar tetap menjadi seorang muslim sejati, yanghidup dalam dan mampu menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era globalisasi sekarang ini.[5]

C.     UMAT MANUSIA DAN PERADABANNYA BERADA DALAM SUASANA PROBLEMATIS
Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan perdan umat manusia, yang dikenal dengan era globalisasi.Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak hubungan komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia.Dunia tampak sebagai suatu kesatuan sistem yang saling memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya.Tidak ada satu bangsa dan Negara pun yang bisa berdiri sendiri secara terpisah dari bangsa dan Negara lainnya. Bangsa dan Negara yang sudah maju memerlukan bangsa dan Negara yang sedang berkembang, demikian pula sebaliknya eksistensi bangsa dan Negara yang sedang berkembang bergantung pada bangsa dan Negara yang sudah maju, sekalipun ketergantungannya itu memilki motivasi dan kualitas yang berbeda.
Pada suasana semacam ini tentunya umat manusia membutuhkan adanya aturan- aturan, nilai- nilai, dan norma- norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Hal ini diperlukan demi terciptanya kehidupan yang aman dan damai diantara mereka guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan hidup dalam kehidupan umat manusia di dunia.
Masalahnya adalah : “ dari mana sumber aturan, nilai dan norma serta pedoman hidup yang universal tersebut diperoleh?” umat manusia dalam sejarah perdaban dan kebudayaanya memang telah berhasil menemukan aturan nilai dan norma sebagai pedoman dan pegangan hidup, yang berupa agam, filsafat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.namun demikian ternyata agama telah ditinggalkan oleh perkembangan filsafat,ilmu pengetahuan dan teknologi. Filsafat dan ilmu pengetahuan yang selam ini diandalkan ternyata juga tidak mampu memberikan pedoman dan pegangan hidup, apalagi aturan- aturan yang universal.Dengan demikian agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan dipandang tidak mampu memberikan bimbingan, apalagi mengontrol terhadap perkembangan budaya dan peradaban manusia pada masa modern dan era globalisasi saat ini.
Jika ilmu pengetahuan dan teknologi modern dibiarkan berkembang terus secara bebas tanpa control dan pengarahan , maka akan menyebabkan kehancuran dan malapetaka yang mengancam kelangsungan hidupnya dan peradaban manusia itu sendiri. Harold, H. Titus dan beberapa filosof dewasa ini dalam menjelaskan situasi problematis tersebut menyatakan bahwa “filsafat sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa kebijaksanaan,” kita hidup dalam suatu periode yang mirip dengan tahap- tahap terakhir dari kebudayaan greeko- romawi, reinassance, reformasi, dan revolusi industry diman terjadi perubahan besar dalam cara manusia berfikir, dalam nilai dan praktik, atau terjadi perubahan- perubahan yang menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat. Manusia telah menciptakan kekuatan yang besar dalam bidang sains dari teknologi, tetapi kekuatan- kekuatan sering digunakan untuk maksud- maksud merusak ( destruktif). Manusia telah memperluas jangkauan dan kuantitas pengetahuan, tetapi belum bisa mendekapi cita- cita perorangan, realisasi diri, dan aktualisasi diri.
Islam sebagai agama yang rahmah li al-‘alamin, tentunya mempunyai konsep- konsep atau ajaran- ajaran yang bersifat alami dan universal, yang dapat menyelamatkan manusia dan alam semesta darikehancurannya.karena itu islam harus bisa menawarkan nilai- nilai, norma- norma, dan aturan aturan hidup yang bersifat manusiawi dan universal itu kepada dunia modern, dan diharapkan dapat memberikan alternatif –alternatif pemecahan terhadap keadaan problematis. Kondisi ini  juga berada dalam situasi yang serba problematis. Kondisi kehidupan sosial dan peradaban umat islam sendiri saat ini juga berada dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya.
Disinilah letak urgensi studi islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran islam yang asli dan murni, dan yang bersifat manusiawi dan universal. Dari situ kemudian di transformasikan kepada generasi penerusnya.[6]

D.    MANFAAT  STUDI ISLAM
Setiap orang tentu mempunyai corak pandang yang berbeda mengenai suatu hal,begitu pun mengenai agama.Ada orang yang membagun pengertian tentang agama hanya dari apa yang nampak mata atau nampak secara empirik (das sein).Sebagai contoh sebagian pemikir non muslimn yang menilai islam denmgan mengambil sempel sekelompok orang yang awam tentang islam.Sehingga mereka menarik kesimpulan bahwa islam adalah agama yang kolot,tidak modern,tidak gaul,dan sebagainya.Pada hal mereka tidak mengetahui apa dan bagaimana islam secara substansi (das sollen). Mereka lupa bahwa beberapa abad yang lalu islam pernah menjadi pusat dinasti ilmu pengetahuan sebelum bangsa-bangsa lain bangkit dari keterpurukan atau mengalami kebangkitan (renaissance). jika kemudian muncul pertanyaan,mengapa saat ini islam mengalami kemunduran yang drastis tertinggal jauh dari bangsa-bangsa barat, tidak lain tidak bukan adalah karena umat islam bersikap acuh tak acuh terhadap islam, terhadap Al Qur’an dan hadits, dan lebih cenderung condong kepada gemerlapnya diunia westernisas.
Ada sebuah kalimat bijak yang menyatakan ;
Orang islam maju karena pengikut agamanya, sedangkangkan orang-orang non islam maju karena meninggalkan agamanya.
Agama selain sebagai faktor penunjang kemajuan ilmu pengetahuan juga berfungsi sebagai titik puncak tujuan manusia untuk menjawab segala problematika kejiwaannya (kebutuhan rohaniah akan adanya kekuatan X yang menguasainya).
Agar sesuai dengan uraian diatas, agama setidaknya mengandung lima aspek, yaitu :
  1. Asal-usul agama yang berasal dari Tuhan atau dari pemikiran manusia,
  2. Aspek tujuan agama memberikan tuntunan hidup yang menuju kebahagiaan dunia dan akhirat,
  3. Aspek keyakinan terhadap kekuatan gaib, keyakinan terhadap kesejahteraannya yang sangat dipengaruhi oleh hubungan baik dengan kekuatan yang gaib,
  4. Aspek kemasyarakatannya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kenyataan agama sebagai fitrah manusia telah digambarkan oleh ajaran islam dalam kitab suci. Fitrah agama inilah yang mendorong dan menyeruhkan manusia kepada agama sesuai dengan ayat Al Qur’an surat Ar Rum ayat 30, yaitu:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui
Untuk meningkatkan kualitas kehidupan yang baik, manusia memerlukan pendekatan yang komperehensif berkaitan dengan pemahamannya tentang agama. Dalam berbagai fakta dan fenomena umat islam di Indonesia faktor ploralitas, latar belakang sosial/budaya, ekonomi dan pendidikan adalah tantangan yang berat untuk meningkatkan kualitas pemahaman dan pola keberagaman secara utuh.



DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Muhaimin, MA.,kawasan dan wawasan studi islam, Jakarta: kencana, 2007.
M. yatimin Abdullah, studi islam kontemporer, Jakarta: pustaka sinar, 2009.
Abuddin Nata, Metodelogi studi islam, Jakarta: Raja grafindo persada, 2000.
Abdullah Amin. 2002. Studi agama: normativitas atau histo











[1] Abuddin Nata, Metodelogi studi islam, cet.1,( Jakarta: raja grafindo persada, 2000), hlm. 95.
[2]Ibid, hlm. 5.
[3]Prof. Dr. Muhaimin, MA.,kawasan dan wawasan studi islam, cet.2,( Jakarta:kencana,2007), hlm. 3.
[4] M.yatimin Abdullah, studi islam kontemporer, (Jakarta: pustaka sinar harapan, 2009), hlm. 149.
[5] Prof. Dr.Muhaimin, MA., op. cit., hlm. 4.
[6]Ibid., hlm. 5.