Mengubah Skor Mentah Menjadi huruf dan nilai 1-10
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Dari
pelaksanaan penilaian (melalui pengukuran atau tidak) dapat dikumpulkan
sejumlah data atau informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi hasil belajar. Data
yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan berupa data kuantitatif,
sedangkan teknik non tes akan menjaring data kualitatif maupun kuantitatif
sekaligus. Data yang terkumpul baik melalui teknik tes maupun teknik non tes
merupakan data mentah yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kegiatan mengolah
data yang berhasil dikumpulkan melalui kegiatan penilaian inilah yang disebut
kegiatan pengolahan hasil penilaian.
Adapun
pada umumnya, pengolahan data hasil tes menggunakan bantuan statistik. Menurut
Zainal Arifin (2006) dalam pengolahan data hasil test menggunakan empat langkah
pokok yang harus di tempuh.
1) Menskor, yaitu memperoleh skor
mentah daritiga jenis alat bantu, yaitu kunci jawaban
kunci scoring dan pedoman konversi.
2) Mengubah
skor mentah menjadi skor standar
3) Menkonversikan
skor standar kedalam nilai
4) Melakukan analisis soal (jika
diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan realibilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index)
dan daya pembeda.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian skor dan nilai ?
2. Bagaimana
cara mengolah skor mentah menjadi nilai huruf
A, B,C,D,E ?
3. Bagaimana
cara mengolah skor mentah menjadi angka 1 – 10?
A. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam
membahas masalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian nilai dan skor
2. Bagaimana
cara mengolah skor mentah menjadi nilai huruf A - E
3. Bagaimana
cara mengolah skor mentah menjadi nilai
angka 1 -10
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Skor dan Nilai
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor
(memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-angka bagi setiap
butir item test yang telah dijawab
dengan betul, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Adapun yang
dimaksud dengan nilai adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil
ubahan dari skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta
disesuaikan pengaturannya dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa
nilai sering disebut skor standar.
Nilai, pada dasarnya adalah angka atau huruf yang
melambangkan seberapa jauh atau seberapa besar kemampuan yang telah ditunjukkan
oleh siswa terhadap materi atau bahan yang diteskan, sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang telah ditentukan. Nilai pada dasarnya juga
melambangkan penghargaan yang diberikan oleh guru kepada siswa atas jawaban betul
yang diberikan oleh siswa dalam hasil tes belajar.
B. Mengolah skor
mentah menjadi nilai huruf
Disamping penilaian yang dinyatakan
dengan angka kita mengenal pula penilaian dengan huruf. Seperti penilaian yang
dilakukan oleh guru taman kanak-kanak. Pengolahan skor mentah menjadi huruf
menggunakan sifat-sifat yang terdeapat pada kurva normal atau distribusi normal
sebagai dasar perhitungan.
Adapun ciri-ciri distribusi normal
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memiliki jumlah
atau kepadatan frekuensi yang tetap pada jarak deviasi-deviasi tertentu.
2. Pada
distribusi normal, mean, median, dan mode berimpit (sama besar),terletak tepat ditengah
kurva dan membagi dua sama besar jarak deviasi. Berdasarkan
sifat-sifat distribusi normal itulah maka untuk penjabaran skor mentah enjadi
nilai huruf dipergunakan mean dan SD.[1]
1. Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan mean
(M) dan Rerata Deviasi (RD).
Mencari mean (M) dan Deviasi Standar
dalam rangka mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu jika banyaknya skor yang diolah kurang dari 30, digunakan tabel
distribusi frekuensi tunggal; dan jika banyaknya skor yang diolah lebih dari
30, misalnya sampai 40 atau 50 skor atau
lebih, sebaiknya digunakan tabel distribusi frekuensi bergolong. Berikut ini
sebuah contoh yang menggunakan tabel distribusi tunggal.
Misalkan seorang guru memperoleh skor
mentah dari hasil test yang telah diberikan kepada 20 orang peserta didik
sebagai berikut:
73, 70, 68, 68,
67, 67, 65, 65, 63, 62,
60, 59, 59, 58,
58, 56, 52, 50, 41, 40.
Skor mentah itu akan diolah menjadi
huruf A, B, C, D, E dengan
menggunakan M dan SD. Untuk itu
membuat tabel sebagai berikut.[2]
Langkah-langkah
menysun tabel:
a. Masukan nama
siswa (kedalam kollom satu) dan skor masing-masing siswa (kedalam kolom
2), kemudian jumlahkan.
.
b. Menghitung
mean dengan membagi jumlah skor itu dengan N (banyaknya peserta didik
yang dites). Jadi, rumus untuk mencari M adalah M = (Σ X)/N=60
c. Mengisi kolom
tiga dengan selisih (deviasi) tiap-tiap skor dari mean (X-M).
d. Mengisi kolom 4
dengan menguadratkan angka-angka dari kolom 3. Kemudian jumlahkan sehingga memperoleh
∑ (X-M)2.
e. Langkah
terakhir adalah menghitung mean
dan SD dengan rumus-rumus sebagai
berikut:
TABEL UNTUK
MENGHITUNG MEAN DAN RD
Nama Siswa
|
Skor mentah
(X)
|
(X-M) atau
(d)
|
(X-M)2 atau
(d)2
|
Amrin
|
73
|
13
|
169
|
Budi
|
70
|
10
|
100
|
Fiki
|
68
|
8
|
64
|
Mardi
|
68
|
8
|
64
|
Popon
|
67
|
7
|
49
|
Sarman
|
67
|
7
|
49
|
Jufri
|
65
|
5
|
25
|
Pairah
|
65
|
5
|
25
|
Nana
|
63
|
3
|
9
|
Rini
|
62
|
2
|
4
|
Suci
|
60
|
0
|
0
|
Nandar
|
59
|
1
|
1
|
Jamhari
|
59
|
1
|
1
|
Pipit
|
58
|
2
|
4
|
Kusnan
|
58
|
2
|
4
|
Ida
|
56
|
4
|
16
|
Tutik
|
52
|
8
|
64
|
Paimo
|
50
|
10
|
100
|
Waluyo
|
41
|
19
|
361
|
Paiman
|
40
|
20
|
400
|
Jumlah
|
1201
|
135
|
1509
|
Dari tabel ini
kemudian dicari mean dan RD dengan rumus
sebagai berikut:
M = (Σ X)/N
M = 1201/ 20 = 60,05 dibulatkan = 60
M = 1201/ 20 = 60,05 dibulatkan = 60
RD = { Σ(X-M)}/N
RD = 135/20 = 6,75 dibulatkan = 6,8
RD = 135/20 = 6,75 dibulatkan = 6,8
Penjabaran menjadi nilai huruf
=
6 SD
-3 -2 -1 0 1 2 3
=
4 Unit
E D C B A
Dari perhitungan sebelumnya, maka kita
telah memperoleh mean
= 60 dan RD = 6,8. Selanjutnya
kita dapat menjabarkan skor-skor mentah yang kita peroleh kedalam nilai huruf
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pertama kita
menentukan besarnya skala unit deviasi (SUD). Misalnya dalam penjabaran ini kita menggunakan seluruh jarak range dari
kurva normal, yaitu diantara -3 SD s.d +3 SD = 6 SD. Karena nilai
huruf yang akan digunakan adalah A-B-C-D-E yang berarti 4
unit, dalam hal ini tentukan besarnya SUD = 6 SD : 4 = 1,5 SD. RD sebagai pengganti SD Jadi, SUD =
1,5×6,8 = 10,2 dibulatkan = 10.
b. Titik tengah
nilai C terletak pada mean = 60 karena C merupakan nilai tengah pada skala penilaian A-B-C-D-E. Jadi kita
telah mendapatkan SUD= 10 dan titik tengah C
= M = 60.
c. Langkah
selanjutnya kita menentukan batas bawah dan batas atas dari masing- masing nilai
huruf. Karena titik tengah 60 maka.
1) Batas
bawah C = M – 0,5 SUD =
60 - 5 = 55
2) Batas
atas C = M + 0,5 SUD
= 60 + 5 = 65
3) Batas
bawah D = M - 1,5 SUD = 60
-15 = 45
4) Batas
atas B = M + 1.5 SUD = 60 + 15 = 75
5) Skor diatas 75
= A
d. Berdasarkan
hasil perhitungan pada langkah c diatas, kita mentransfer skor mentah dari 20
orang peserta didik kedalam nilai huruf sebagai berikut:
1)
Skor > 76 = A = tidak ada
2)
Skor 66 - 75 = B = 6 orang
3)
Skor 55 – 65 = C = 10 orang
4)
Skor 45 – 54 = D = 2 orang
5)
Skor 45 kebawah = E = 2 orang
2. Mengolah skor
mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan mean dan
Standar deviasi (SD)
Cara lain mengolah skor mentah menjadi
nilai huruf ialah dengan menggunakan mean dan SD yang diperoleh dengan membuat tabel frekuensi. Untuk
jelasnya, berikut ini kami kemukakan sebuah contoh.[3]
Misalkan seorang guru SMA memperoleh
skor dari hasil ujian semester dari 50 orang peserta didik sebagai berikut:
97, 93, 92, 90,
87, 86, 86, 83, 81, 80
80, 78, 76, 76,
75, 74, 73, 72, 72, 71
69, 67, 67, 67,
64, 63 63, 62, 62, 60
58, 57, 57, 56,
56, 54, 52, 50, 47, 45
43, 39, 36, 36,
32, 29, 27, 26, 20, 16
Skor mentah ini akan kita olah menjadi
nilai huruf A, B, C, D, E. Untuk mencari
mean dan SD kita susun
skor mentah tersebut kedalam tabel frekuensi. (lihat kembali cara menyusun
tabel seperti yang telah diuraikan). Kita cari range untuk menentukan besarnya
interval dan kelas interval.
R = 97 – 16 = 81
Kelas interval = R/i + 1 = 81/10 + 1 = 9
Jadi dengan menentukan besar
intervalnya 10 maka kita peroleh kelas interval = 9.
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
Kelas
|
Interval
|
F
|
D
|
Fd
|
Fd × d
|
1
|
96 – 105
|
1
|
4
|
4
|
16
|
2
|
86 – 95
|
6
|
3
|
18
|
54
|
3
|
76 – 85
|
7
|
2
|
14
|
28
|
4
|
66 – 75
|
10
|
1
|
10
|
10
|
5
|
56 – 65
|
11
|
0
|
0
|
0
|
6
|
46 – 55
|
4
|
-1
|
-4
|
4
|
7
|
36 – 45
|
5
|
-2
|
-10
|
20
|
8
|
26 – 35
|
3
|
-3
|
-9
|
27
|
9
|
16 – 25
|
3
|
-4
|
-12
|
48
|
50
|
11
|
207
|
Dari tabel ini
kita mencari mean dengan rumus:
M
= M’ + i (∑fd/N)
Keterangan:
M = mean
sebenarnya yang akan dicari
M’ = mean dugaaan
dalam tabel ini
= (56 + 65)/2 = 60,5
I = interval = 10
Dengan rumus
diatas maka:
M= 60,5 +10 (11/50) = 60, 5 + 2,2 =
62,7= 63
Cara mencari
standar
deviasi adalah dengan
rumus:
SD= i
Dari tabel
diatas kita dapat menghitung SD sebagai
berikut:
DS = 10
= 10 x 1,9 = 19
Kita tentukan nilai tengah C = 63 (mean)
Besarnya skala unit deviasi (SUD) = 1,5 SD = 1,5 x 19 = 28,5
Titik Tengah = mean = C
Ø Batas bawah C = M – 0.5 SUD = 63 –
14 = 49
Ø Batas atas C = M + 0,5 SUD = 63 + 14
= 77
Ø Batas bawah D = M – 1,5 SUD = 63 –
42 = 21
Ø Batas atas B = M + 1,5 SUD = 63 + 42
= 105
Ø Skor di atas 105 = A
Kemudian kita susun sebagai berikut:
Skor > 105 = A = Tidak ada
Skor 78 – 105 = B = 12 Siswa
Skor 49 – 77 = C = 26 Siswa
Skor 21 – 48 = D = 10 Siswa
Skor < 21 = E = 2 Siswa
3.
Menggunakan Batas Lulus = Mean
Skor
yang kita gunakan adalah skor 50 siswa diatas. Jika ditentukan mean sebagai
batas lulus = 63 maka skor 63 ke atas dibagi menjadi nilai A, B,C, D.sedangkan
skor < 63 mendapat nilai E.
M
-3 -2 -1 0 1 2 3
0,75 1,5 2,25 3
D
C B A
·
Dari
gambar diatas ternyata besarnya SUD = 0,75 x SD = 0,75 x 19 = 14, 25
·
Kita
tinggal menghitung batas atas dan bawahnya
·
Batas
bawah D = batas lulus = 63
·
Batas
atas D = M + 1 SUD = 63 + 14,25 = 77,25
·
Batas
atas C = M + 2 SUD = 63 + 28,5 = 91,5
·
Batas
atas B = M + 3 SUD = 63 + 42,75 = 105,75
·
Skor
mendapat nilai A
·
Dengan
perhitungan seperti ini, maka diperoleh hubungan sebagai berikut
Ø Yang mendapat nilai A (skor
)
Tidak ada
Ø Nilai B skor 92 – 105 = 3 siswa
Ø Nilai C skor 78 – 91 = 9 siswa
Ø Nilai D 63 – 77 = 15 siswa
Ø Nilai E skor < 63 = 23 siswa
4.
Mengola skor mentah menjadi nilai huruf
dengan menggunakan mean ideal dan SD ideal
Jika skor maksim um
ideal dari tes yang di berikan kepada 50 orang siswa tersebut = 120, maka mean ideal = ½ x skor maksimum ideal = ½
x 120 = 60, dan DS ideal = 1/3 x 60 = 20
Dengan penjabaran seperti bagian B diatas
dengan ketentuan nilai C = mean dan SUD = 1,5 SD maka:
·
Mean
= 60 ; SD = 20, SUD = 1,5 X 20 = 30
-
Batas
bawah C = M – 0,5 SUD = 60 – 15 = 45
-
Batas
atas C =
M + 0,5 SUD = 60 + 15 = 75
-
Batas
atas B = M + 1,5 SUD = 60 + 45 = 105
-
Batas
bawah D = M - 1,5 SUD = 60 – 45
= 15
·
Jadi
skor < 15 mendapat nilai E ( tidak ada)
·
Skor
15 – 44 mendapat nilai D = 10 siswa
·
Skor
45 -75 mendapat nilai C = 26 siswa
·
Skor
76 – 105 mendapat nilai B = 14 siswa
·
Skor
> 105 mendapat nilai A ( tidak ada)
C. Mengolah skor mentah menjadi nilai 1 – 10.
Seorang guru
PBA memperoleh skor mentah dari hasil ujian dengan peserta didik yang berjumlah
50, adapun hasil dari ulangan tersebut adalah sebagai berikut:
16 64 87 36 65 42 43 54 47 51
77 55 68 42 40 47 42 46 45 50
20 57 28 7 44 51 40 39 39 57
28 39 21 48 46 37 41 43 49 71
29 44 34 50 45 35 44 52 56 45
Untuk mengolah menjadi skor 1-10
perlu mencari mean dan standar deviasi . skor diatas disusun dalam table
distribusi frekuensi. Caranya:
1. Mencari range (R) = skor max – skor
min = 87 – 7 = 80
2. Mencari banyaknya kelas interval
dengan rumus K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 5,6 = 6,6
dibulatkan menjadi 6
3. Mencari interval dengan rumus I = R/
K
I = 80 / 6 = 13,3 dibulatkan 13
TABEL
DISTRIBUSI FREKUENSI
Kelas
|
Interval
|
F
|
D
|
Fd
|
Fd × d
|
1
|
7 – 19
|
2
|
-2
|
-4
|
8
|
2
|
20 – 32
|
5
|
-1
|
-5
|
5
|
3
|
33 – 45
|
21
|
0
|
0
|
0
|
4
|
46 – 58
|
16
|
1
|
16
|
16
|
5
|
59 – 71
|
4
|
2
|
8
|
16
|
6
|
72 – 84
|
1
|
3
|
3
|
9
|
7
|
85 – 97
|
1
|
4
|
4
|
16
|
50
|
22
|
83
|
Sekarang kita
mencari angka rata-rata (mean) dari table di atas. Rumus mean adalah M = M’ + i ∑fd/N , M’ =
= 39
Dengan melihat
table distribusi frekuensi maka:
M = 39 + 13 ( 22/50) = 44,72
Dari table ini
sekarang kita mencari DS rumusnya adalah :
SD =
i
SD = 13
= 15,74 dibulatkan 16
Setelah
menemukan mean dan DS langkah selanjutnya adalah menjabarkan skor mentah yang
kita peroleh kedalam nilai 1 – 10 dengan menggunakan rumus penjabaran sebagai
berikut:
M + 2,25 SD = 10
M + 1,75 SD = 9
M + 1,25 SD = 8
M + 0,75 SD = 7
M + 0,25 SD = 6
M + 0,25 SD = 5
M + 0,75 SD = 4
M + 1,25 SD = 3
M + 1,75 SD = 2
M + 2,25 SD = 1
Hasil perhitungan
|
Penjabaran
|
|
44,72 + (2,25 × 16) = 80,72
|
Skor 81 keatas
= 10
|
|
44,72 + (1,75 × 16) = 72,72
|
73 – 80 = 9
|
|
44,72 + (1,25 × 16) = 64,72
|
65 – 72 = 8
|
|
44,72 + (0,75 × 16) = 56,72
|
57 – 64 = 7
|
|
44,72 + (0,25 × 16) = 48,72
|
49 – 56 = 6
|
|
44,72
- (0,25 × 16) = 40,72
|
41 – 48 = 5
|
|
44,72 - (0,75 × 16) = 32,72
|
33 – 40 = 4
|
|
44,72 - (1,25 × 16) = 24,72
|
25 – 32 = 3
|
|
44,72 - (1,75 × 16) = 16,72
|
17 – 24 = 2
|
|
44,72 - (2,25 × 16) = 8,72
|
9 – 16 = 1
|
|
Hasil perhitungan :
Skor
mendapat nilai 10 ada 1 siswa
73 – 80 mendapat nilai 9 ada 1 siswa
65 – 72 mendapat nilai 8 ada 3 siswa
57 – 64 mendapat nilai 7 ada 3 siswa
49 – 56 mendapat nilai 6 ada 9 siswa
41 – 48 mendapat nilai 5 ada 17 siswa
33 – 40 mendapat nilai 4 ada 9 siswa
25 – 32 mendapat nilai 3 ada 3 siswa
17 – 24 mendapat nilai 2 ada 2 siswa
Skor < 16 mendapat nilai 1 ada 2 siswa
Dengan
penjabaran diatas maka guru dapat langsung memasukkan atau mengubah nilai skor
mentah yang diperoleh setiap peserta didik kedalam nilai 1 – 10.
Dengan penjabaran secara statistik dengan membuat
tabel distribusi frekuensi dan menggunakan mean dan DS maka dengan bagaimana
pun hasil tes yang kita
peroleh akan menghasilkan nilai diantara 1- 10. Sehingga akan terdapat anak
yang memperoleh nilai yang tinggi dan nilai yang terendah,karena penyusunan
tabel yang menjadi dasar perhitungan menggunakan skor maksimum dan skor minimum
yang benar-benar dicapai oleh kelompok peserta didik yang dites.
Ada cara lain untuk
mengubah skor mentah menjadi nilai 1 -10, yaitu menggunakan Mean ideal dan DS
ideal.
Caranya
adalah sbb:
Misalkan tes yang dipergunakan untuk
ulangan plantae yang telah dibicarakan di atas memiliki skor maksimum ideal =
100, maka:
Mean ideal =
=
=
50
SD ideal =
=
=
16,6
Dengan menggunakan rumus penjabaran yang sama seperti di atas,
maka:
50 + ( 2,25 x 16,6) = 87,35 dibulatkan
menjadi 87 mendapatkan nilai 10
50 + ( 1,75 x 16,6) = 79,05 dibulatkan
menjadi 79 mendapatkan nilai 9
50 + ( 1,25 x 16,6) = 70,75 dibulatkan
menjadi 71 mendapatkan nilai 8
50 + ( 0,75 x 16,6) = 62,45 dibulatkan
menjadi 62 mendapatkan nilai 7
50 + ( 0,25 x 16,6) = 54,15 dibulatkan
menjadi 54 mendapatkan nilai 6
50 -
( 0,25 x 16,6) = 45,85 dibulatkan menjadi 46 mendapatkan nilai 5
50 -
( 0,75 x 16,6) = 37,55 dibulatkan menjadi 38 mendapatkan nilai 4
50 -
( 1,25 x 16,6) = 29,25 dibulatkan menjadi 29 mendapatkan nilai 3
50 -
( 1,75 x 16,6) = 20,95 dibulatkan menjadi 21 mendapatkan nilai 2
50 -
( 2,25 x 16,6) = 12,65 dibulatkan menjadi 13 mendapatkan nilai 1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skor adalah
hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan
menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item test yang telah dijawab dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Adapun yang dimaksud dengan nilai
adalah angka (bisa juga huruf), yang merupakan hasil ubahan dari skor yang
sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan pengaturannya
dengan standar tertentu. Itulah sebabnya mengapa nilai sering disebut skor standar
Ø Mengolah skor mentah menjadi nilai huruf dengan menggunakan mean (M) dan Rerata
Deviasi (RD). Rumusnya
: M = (Σ X)/N, RD = { Σ(X-M)}/N
Ø Mengolah skor mentah menjadi nilai
huruf dengan menggunakan mean dan SD. Rumusnya: Dengan rumus
diatas maka:
Cara mencari
standar
deviasi adalah dengan
rumus: Mean = M’ + i (∑fd/N)
SD= i
Ø Mengolah skor mentah menjadi nilai
angka 1 -10
M = M’ +
i (∑fd/N)
SD=
i
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, 1999. Belajar dan
Pembelajaran,
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Drs. Zainal Arifin, 2009. Evaluasi
Pembelajaran.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Faizah. Faza, 2013, Pengolahan Hasil Evaluasi, widget- animasi- blog, diakses pada
tanggal 29 november 2013
Nana Sudjana, 1995. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung :PT
Remaja Rosdakarya.
Ngalim purwanto, 2010. Prinsip-prinsip
dan teknik evaluasi pengajaran Bandung. PT Remaja
Rosdakarya.
Lumayan bisa paham trimkas ih
BalasHapus